Jumat, 21 September 2012

PROBLEM BASED LEARNING


Pemelajaran dengan Metode PBL dan CL beserta Evaluasinya

1. Problem Based Learning (PBL)
 A. Definisi
Problem Based Learning (PBL) adalah sebuah proses pemelajaran aktif yang menggunakan permasalahan sebagai stimulus untuk didiskusikan oleh peserta didik untuk menemukan informasi-informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh para peserta didik. Proses pemelajaran PBL ini dipandu oleh fasilitator dan pada akhir sesi pemelajaran akan diklarifikasi kebenaran informasinya oleh narasumber.
Barrows (1982) mendefinisikan PBL sebagai “a learning method based on the principle of using problems as a starting point for the acquisition and integration of new knowledge”.
B. Karakteristik
Ciri utama dari proses PBL adalah menjadikan suatu kasus nyata dan relevan yang sebagai stimulus untuk didiskusikan oleh para peserta didik. Masalah yang dijadikan sebagai stimulus untuk didiskusikan harus bersifat sangat netral, jangan sampai secara tersurat maupun tersirat mengarahkan peserta diskusi untuk berpendapat terhadap satu isu tertentu saja.
Jika diibaratkan permasalahan yang dijadikan stimulus adalah tentang seekor kerbau dan informasi penting yang ingin diperoleh setelah pemelajaran adalah tentang seekor kerbau, maka bahan referensi yang dipersiapkan adalah berbagai macam sumber referensi tentang seekor kerbau secara utuh. Apapun bahan referensi yang menjelaskan tentang seekor kerbau harus dipersiapkan dan diberikan kepada peserta didik. Sumber bahan referensi beragam ini diharapkan nantinya akan menjadi satu pemahaman tentang kerbau secara utuh setelah diklarifikasi kebenaran informasi diskusi tentang seekor kerbau secara utuh oleh narasumber pada akhir sesi pemelajaran.
C. Pelaksanaan
 Supaya peserta didik bisa mengetahui semua informasi penting terhadap suatu isu permasalahan yang disajikan dengan isu permasalahan yang netral, maka setiap peserta didik diberikan bahan referensi yang beragam. Tujuannya adalah agar pada sesi diskusi, setiap peserta didik bisa menampilkan materi yang didapat dari setiap bahan referensi yang berbeda tersebut, sehingga masing-masing peserta didik bisa mendapatkan informasi penting yang sangat beragam.
Diharapkan pada pelaksanaannya setiap peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal penting yang telah didapat dari bahan referensi yang sangat beragam tersebut sehingga semua peserta didik pada akhir sesi pemelajaran bisa mendapatkan informasi penting yang sangat beragam tentang suatu topik yang dijadikan isu permasalahan pada proses pemelajaran ini. Jangan sampai ada peserta didik yang tidak berbicara atau tidak menjelaskan bahan referensi yang telah dibaca, karena hal ini akan berujung pada kurangnya ragam informasi penting yang seharusnya didapat oleh setiap didik pada akhir proses pemelajaran.
D. Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah proses PBL adalah diawali dengan penyajian permasalahan yang digunakan sebagai stimulus topik yang akan dibahas secara netral, kemudian dilanjutkan dengan persiapan bahan referensi beragam tentang isu permasalahan yang dijadikan topik pemelajaran, berikutnya isu permasalahan disajikan di dalam pemelejaran dan setiap peserta didik mendapatkan materi yang beragam dan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Pada akhir proses pemelajaran narasumber mengklarifikasi beragam informasi penting yang telah diperoleh dari hasil diskusi setiap peserta didik.

Skema PBL
Sumber: Tugas Kelompok 1 Pelatihan PEKERTI gel. II tentang Problem Based Learning
Perlu diingat bahwa fasilitator bertanggung jawab terhadap penjelasan istilah-istilah baru, kurang jelas, dan tentunya penting yang terkait dengan diskusi pada peroses pemelajaran. Penjelasan dan klarifikasi ini sebaiknya diberikan pada awal proses pemelajaran sebelum proses diskusi berlangsung. Fasilitator juga tidak disarankan untuk menjawab langsung pertanyaan dan permasalahan yang terkait dengan content materi pemelajaran.
E. Evaluasi
 Evaluasi untuk metoda pemelajaran ini bisa dilakukan dengan penilaian presentasi dan post-test.
2.  Collaborative Learning (CL)
 A. Definisi
 Collaborative Learning (CL) adalah proses pemelajaran aktif yang melibatkan siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan bersama, di bawah kondisi yang meliputi unsur-unsur berikut (Johnson, Johnson, dan Smith, 1991)
  1.  Positive interdependence.
Anggota tim diwajibkan untuk bergantung pada satu sama lain untuk mencapai tujuan. Jika ada anggota tim gagal melakukan bagian mereka, semua orang menderita konsekuensi.
2.  Individual accountability.
Semua peserta didik dalam kelompok bertanggung jawab untuk menyelesaikan bagian mereka dan untuk penguasaan semua materi yang akan dipelajari.
3.  Face-to-face promotive interaction.
Meskipun beberapa dari tugas kelompok dapat dibagi-bagi dan dilakukan secara individual, beberapa harus dilakukan secara interaktif, dengan anggota kelompok dan memberikan umpan balik.
4.  Appropriate use of collaborative skills.
Peserta didik didorong untuk mengembangkan kepercayaan, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, dan keterampilan manajemen konflik.
5. Group processing.
Anggota tim menetapkan tujuan kelompok, secara berkala menilai apa yang mereka lakukan baik sebagai sebuah tim.
Menurut Bagus Takwim, tiga faktor yang menentukan efektifitas CL adalah:
  1. Komposisi kelompok
  2. Jenis dan bentuk tugas
  3. Media komunikasi
B. Karakteristik
Ciri utama dari proses pemeljaran CL adalah pembagian peserta didik ke dalam beberapa kelompok, yaitu yang biasa disebut dengan home group dan focus group. Jika diambil contoh topik seperti PBL di atas, yaitu bahasan mengenai seekor kerbau, maka pada metoda CL ini setiap kelompok justru mendapatkan bahan referensi bagian-bagian tertentu saja dari seekor kerbau. Nantinya diharapkan setiap peserta didik yang berada di kelompok yang berbeda dengan informasi yang berbeda-beda pula tentang informasi dari bagian-bagian tertentu dari seekor kerbau dapat berbagi dengan peserta didik lainnya, sehingga pada akhir sesi pemelajaran seluruh peserta didik bisa mendapatkan informasi utuh tentang seekor kerbau secara keseluruhan.
C. Pelaksanaan
Masing-masing peserta didik ditempatkan dalam dua kelompok: focus group dan home group. Focus group diberi satu tugas spesifik yg merupakan sub-materi dari keseluruhan materi yg harus dikuasai.
Home group diberi tugas untuk menguasai materi secara menyeluruh. Jumlah focus group disesuaikan dengan jumlah sub-materi yg hendak dipelajari. Jumlah home group disesuaikan dengan jumlah focus group.
Setelah masing-masing focus group menguasai sub-materi yang menjadi tugas mereka, masing-masing anggotanya masuk ke home group yg sudah ditentukan. Setiap anggota home group ditugaskan untuk menjelaskan (menampilkan) sub-materi yang telah dikuasainya di dalam focus group.
Kelompok diminta menanggapi penjelasan dari tiap anggotanya tentang sub-materi tertentu.
Setelah penjelasan masing-masing anggota selesai dan dapat dipahami oleh kelompok, maka home group ditugaskan menyelesaikan masalah tertentu yg menuntut penguasaan keseluruhan materi.
Selama proses CL, fasilitator mengawasi dan memotivasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam aktivitas kelompok. Fasilitator memberi tanggapan dan umpan-balik terhadap  presentasi tugas setiap home group.
Pada akhir proses pemelajaran narasumber mengklarifikasi kebenaran semua informasi yang telah didiskusikan, dibahas, dan dipresentasikan oleh setiap peserta didik baik yang dilakukan di dalam focus group, maupun yang dilakukan di dalam home group.
D. Langkah-langkah
Langkah-langkah pelaksanaan motoda CL diawali dengan persiapan berbagai macam bahan referensi terkait topik yang akan dipelajari. Dalam pelaksanaannya diawali dengan pembagian peserta didik ke dalam focus group dan home group. Berikutnya pemelajaran bisa dilaksanakan dengan panduan dan umpan balik dari fasilitator. Fasilitator diharapkan dapat memberikan umpan balik dan tidak menjawab langsung pertanyaan dan permasalahan yang muncul terkait content materi pemelajaran.
E. Evaluasi
Evaluasi untuk metoda pemelajaran ini bisa dilakukan dengan penilaian presentasi, pre-post test, peer evaluation.
Sumber
-Bagus Takwin (Dasar Pemikiran, Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaannya)
-Bahan Pelatihan PEKERTI gelombang II Universitas Indonesia (28 Juni -2 Juli 2010)
-D.W., R.T. Johnson and K.A. Smith, Cooperative Learning: Increasing College Faculty Instructional Productivity, ASHE-ERIC Higher Education Report No. 4, George Washington University, 1991.
-National Institute for Science Education (http://www.gdrc.org/kmgmt/c-learn/what-is-cl.html)
-Tugas kelompok Pelatihan PEKERTI gelombang II Universitas Indonesia (28 Juni -2 Juli 2010)

TIPS UJIAN NASIONAL

ak lama lagi para pelajar Indonesia akan menghadapi Ujian Nasional (UN). UN 2012 ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni. yang  Tentu berbagai persiapan telah dilakukan oleh  sekolah- sekolah maupun para siswa. Mulai dari persiapan akademik, psikologi maupun taktis. Begitu juga dengan banyaknya uang yang sudah dikeluarkan untuk dapat lulus Ujian Nasional dengan Nilai yang memuaskan.
Sukses menghadapi UN, tentu memerlukan persiapan yang matang dari jauh-jauh hari sebelum pelaksanaannya.



UN 2012
Ada beberapa tips sukses menghadapi Ujian Nasional.


1. Mempersiapkan Mental
Siapkan mental kalian  untuk bertarung di pada Ujian Nasioanal. Caranya dengan banyak berdoa dan mengulang kembali materi yang sudah kalian kuasai untuk membangun kepercayaan diri kalian. Jangan paksakan untuk menguasai materi yang saat itu belum anda kuasai, karena hal itu dapat meruntuhkan kepercayaan diri anda. Ingat!!! materi yang belum anda kuasai bukan satu-satu materi yang akan muncul dalam Ujian Nasional.
2. Persiapan Fisik
Pastikan  stmina fisik kalian cukup prima untuk menghadapi ujian Nasional , karena tanpa stamina yang cukup, bisa berdampak pada konsentrasi anda dalam mengerjakan soal. Makanlah makanan yang bergizi dan istirahatlah/tidur dengan cukup.
3. Siapkan Perlengkapan
Siapkan seluruh peralatan yang akan digunakan pada saat pelakssanakan Ujian Nasional, mulai dari baju dan celana yang akan dipakai, sepatu, kartu peserta, pensil 2B (min. 3 batang yang sudah diraut).

4. Sugestikan Diri
Sugestikan diri kalian bahwa kalian sudah siap untuk menghadapi Ujian Nasional. Kalau anda masih merasa cemas, yakinkan bahwa peserta lain lebih cemas dari anda.




Ketika Hari Ujian Nasional

1. Periksa sebelum berangkat peralatan yang diperlukan (Kartu peserta, pensil 2 B, pulpen, jam tangan, pengahpus dan rautan)
 2. Berangkat jangan terlalu cepat. Usahakan tiba di sekolah 30 menit sebelum ujian berlangsung . Karena terlalu lama menunggu dapat membuat anda semakin cemas.